Kisah Pikir, Hati dan Jiwa

iklan 1

iklan 1

Entri yang Diunggulkan

HILANG KE LIANG

Sajak: Luzi Diamanda Bumi meminta anaknya kembali ke pelukan hilang, ke liang.. kala cangkul meratakan tanah akhir bersama rapal doa-doa men...

Kisah Pikir, Hati dan Jiwa

Luzi Diamanda
Minggu, 15 September 2024


Waktu terus menulis kisah
tanpa skenario atau jua arahan

Lalu kisah berjalan sesukanya
tanpa sutradara, di luar semesta

dalam titisan ngilu
bertintakan darah jiwa

Pikir yang bijak kerap merayu
berhenti pada titik ini
dimana imej mesti dijaga
mematung saja pada kisah
cukupkan segala yang telah

Hanya saja hati berkelit pada yakin
membuat kisah sendiri di luar pikir
bertabrakan tersebab tujuan tak sama
memporanda jalan, menjadikan berliku

"Jangan ikut hati tapi aku, karena aku rasional" kata pikir

"Pikir itu kaku tanpa rindu" kata hati

Pikir dan hati
terus memunculkan gelombang  
menghempas dinding jiwa yang lara

"Bagaimana bisa bahagia? Kalian terus saja heboh" lirih jiwa

"Kami tidak heboh hanya menyelaraskan jalan. Tanpa aku hati akan tersesat' ujar pikir

"tapi tanpa aku jalan gersang, tiada beriak apalagi berona. Aku adalah embun dalam rindu dan cinta, yang mewangikan jalan dalam romantisme kisah."

Pikir dan hati terus menceracau membisingkan jiwa

"Jalan ini akan mati tanpa kalian berdua. Selaraslah agar aku nyaman" jiwa berbisik

Dan kisah terus berjalan
pikir dan hati tetap berkelana
bukan mencari sama
tapi memberi warna

"Jiwa, kau adalah wasit untuk memilah kita. Cari nyaman mu lewat nyinyir kami. Nyaman mu juga kerinduan pikir dan hati. Rambu mu, juga kami, sudah ada, semesta yang memberi karma, sesuai baik dan buruk laku kita bertiga. Mari kita menulis kisah indah. Bukan gundah."

Pikir dan hati terus berkelana
bersama jiwa bersama raga.**/diamanda